Efek FotoListrik,Hamburan Comton,dan Konsep Foton
Efek FotoListrik,Hamburan Comton,dan Konsep Foton
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam
fisika modern efek fotolistrik, hamburan Compton dan konsep foton merupakan
salah satu pokok bahasan yang mempunyai kedudukan istimewa karena interpretasi
mekanisme terjadinya peristiwa ini telah mengantarkan fisika pada tahapan baru
yang melahirkan fisika kuantum. Karenanya pemahaman yang optimal mengenai
ketiga materi tersebut pada pembelajaran fisika modern amat diperlukan sehingga
kegiatan laboratorium yang tidak dapat terlaksana perlu digantikan dengan
kegiatan serupa.
Salah
satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan merancang kegiatan eksperimen
virtual yang memanfaatkan program aplikasi komputer untuk menampilkan hasil
perhitungan yang disertai dengan animasi dan simulasi.
1.2.
Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa
itu efek fotolistrik?
2. Apa
itu hamburan compton?
3. Bagaimana
konsep foton?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, pembahasan materi dari makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
efek fotolistrik
2. Mengetahui
hamburan Compton
3. Mengetahui
konsep foton
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Efek Fotolistrik
Hasil-hasil
eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu bila disinari (dikenai
radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan
elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun
besar intensitas radiasi yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika
frekuensinya lebih kecil dari harga tertentu maka tidak akan dapat melepaskan
elektron dari logam tersebut. Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh
radiasi tersebut disebut efek fotolistrik, diamati pertama
kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-elektron
.
Susunan Alat Eksperimen Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik
membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih dari 1
MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan
mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana
cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga
dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek fotovoltaik ,
dan efek fotoelektrokimia .
a. Mekanisme
Emisi
Foton dari sinar memiliki energi
karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam proses
photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu
foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja
(energi ikat elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu
rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar
meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan demikian meningkatkan
jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap elektron yang
dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada
intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton
individual. Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar.
Elektron dapat menyerap energi dari
foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya mengikuti prinsip "semua
atau tidak" . Semua energi dari satu foton harus diserap dan digunakan
untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi
dipancarkan kembali. Jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron
dari atom, dan sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai
partikel bebas.
Tidak ada elektron yang dilepaskan
oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron tidak mendapatkan
energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan
biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran.
Efek
fotolistrik banyak membantu penduaan
gelombang-partikel, dimana sistem
fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan
kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak
digunakan oleh pencipta mekanika
kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan
secara matematis oleh Albert
Einstein yang memperluas kuanta yang
dikembangkan oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:
1.
Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro
yang dikeluarkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2.
Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum
radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3.
Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang
dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun
bergantung pada frekuensi cahaya.
4.
Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron
sangat kecil, kurang dari 10-9 detik.
Di mana h adalah konstanta Planck
dan f adalah frekuensi foton. Lambang φ adalah fungsi kerja (kadang dilambangkan
W), yang memberikan energi minimum yang diperlukan untuk memindahkan elektron
terdelokalisasi dari permukaan logam. Fungsi kerja memenuhi
Dimana f 0 adalah frekuensi ambang
batas untuk logam. Maksimum energi kinetik dari sebuah elektron dikeluarkan
kemudian
Energi kinetik adalah positif, jadi
kita harus memiliki f> f 0 untuk efek fotolistrik terjadi.
b. Potensial Penghenti
Hubungan antara arus dan tegangan
diterapkan menggambarkan sifat efek fotolistrik. Untuk diskusi, sumber cahaya menerangi
P piring, dan lain elektrode pelat Q mengumpulkan setiap elektron yang
dipancarkan. Kami bervariasi potensial antara P dan Q dan mengukur arus yang
mengalir dalam sirkuit eksternal antara dua lempeng.
Jika frekuensi dan intensitas
radiasi insiden adalah tetap, arus fotolistrik meningkat secara bertahap dengan
peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang dipancarkan
dikumpulkan. Arus fotolistrik mencapai nilai saturasi dan tidak meningkatkan
lebih lanjut untuk peningkatan potensi positif. Arus saturasi tergantung pada
intensitas pencahayaan, tapi tidak panjang gelombang.
Jika kita menerapkan potensi negatif
ke piring Q sehubungan dengan plat P dan secara bertahap meningkatkan itu,
berkurang saat fotolistrik sampai nol, pada potensial negatif tertentu di
piring Q. potensi negatif minimum yang diberikan ke piring Q di mana arus
fotolistrik menjadi nol disebut potensial menghentikan atau memotong potensial.
Untuk frekuensi yang diberikan
radiasi insiden, potensi berhenti adalah independen dari intensitasnya.
Untuk
frekuensi yang diberikan radiasi insiden, potensi Vo berhenti berhubungan
dengan energi kinetik maksimum fotoelektron yang hanya berhenti dari T. piring
mencapai Jika m adalah massa dan v adalah kecepatan maks maksimum fotoelektron
dipancarkan, maka
Jika e adalah
muatan pada elektron dan V0 adalah potensial penahan, maka pekerjaan
yang dilakukan oleh potensi perlambatan dalam menghentikan elektron = e V0,
yang memberikan
Hubungan di atas menunjukkan bahwa
kecepatan maksimum fotoelektron dipancarkan tidak tergantung pada intensitas
cahaya insiden. Oleh karena itu
,
Tegangan
menghentikan bervariasi secara linear dengan frekuensi cahaya, tapi tergantung
pada jenis bahan. Untuk materi tertentu, ada frekuensi ambang yang harus dilampaui,
independen dari intensitas cahaya, untuk mengamati emisi elektron.
Dalam rezim
sinar-X, efek fotolistrik dalam bahan kristal sering didekomposisi menjadi tiga
langkah:
1.
Inner efek fotolistrik. Lubang tertinggal dapat
menimbulkan efek auger , yang terlihat bahkan ketika elektron tidak
meninggalkan materi. Dalam padatan molekul fonon sangat antusias dalam langkah
ini dan dapat terlihat sebagai garis dalam energi elektron akhir. Para
photoeffect batin harus diperbolehkan. Para aturan transisi untuk atom
menerjemahkan melalui model ketat mengikat ke kristal. Mereka adalah geometri
untuk osilasi plasma dalam bahwa mereka harus transversal.
2.
Balistik transportasi setengah dari elektron ke
permukaan. Beberapa elektron tersebar.
3.
Elektron melarikan diri dari bahan di permukaan.
Dalam model tiga langkah, elektron
dapat mengambil beberapa jalur melalui tiga langkah. Semua jalan dapat
mengganggu dalam arti formulasi jalan terpisahkan. Untuk negara permukaan dan
molekul model tiga langkah apakah masih masuk akal bahkan beberapa sebagai yang
paling atom memiliki elektron yang dapat menyebarkan beberapa elektron yang
meninggalkan.
2.2. Hamburan Compton
Seberkas
radiasi yang dikenakan pada lempeng (plat tipis) logam akan mengalami hamburan.
Intensitas radiasi terhambur tergantung pada sudut hamburannya. Gambar berikut
menunjukkan susunan peralatan dan hasil pengamatan hamburan radiasi. Gejala
tersebut tidak dapat dijelaskan dengan memandang radiasi sebagai gelombang
klasik.
Hamburan Compton
Pada
tahun 1923, Compton mempelajari hamburan radiasi tersebut di atas, dan menerangkan
sebagai berikut. Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam berinteraksi dengan
elektron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek fotolistrik walaupun
tenaganya cukup). Interaksi antara radiasi dengan elektron bebas dalam logam
berperilaku seperti tumbukan elastis antara dua partikel. Mekanisme hamburan
radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau efek
Compton) tersebut di atas dapat dijelaskan dengan memberlakukan
hukum-hukum kekekalan tenaga dan momentum linear secara relativistik.
Percobaan Compton merupakan
salah satu dari tiga proses
yang melemahkan energi
suatu sinarionisasi. Bila suatu
sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikankepada
materi tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan, sehingga energy
radiasi yangdipancarkan lebih kecil dari energi radiasi yang datang ( panjang
gelombang lebih panjang daripadasebelumnya ).
Hamburan
Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah penyinaran
terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan
suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikan kepadamateri tersebut,
sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan. Proses hamburan Compton
dianalisis sebagai suatu interaksi
(“tumbukan” dalam pengertian partikel secara klasik) antara sebuah foton dan
sebuah
elektron,
yang kita anggap diam. Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf
berinteraksidengan elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat
oleh inti, yaitu elektron terluar dari atom.Elektron itu dilepaskan dari ikatan
inti dan bergerak dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain
denganenergi lebih rendah dibandingkan foton datang. Foton lain ini dinamakan
foton hamburan. Dalam hamburanCompton ini, energi foton yang datang yang
diserap atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan fotonhamburan
2.3. Konsep Foton
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi
elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron
dan quark,
karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan
kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel
("dualisme
gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan
menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan
oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang
terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi sejumlah:
Di mana
adalah konstanta Planck,
adalah laju cahaya,
dan adalah panjang gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum
dan memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika
kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan
sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul
tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang
akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan
oleh para fisikawan. Namun dalam fisika
teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat segala
jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet
dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917
oleh Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan
eksperimental yang tidak memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton
khususnya memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan
menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal. Fisikawan lain
mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan model semiklasik, yang
masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya.
Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya
dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih
lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang
terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan
eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan
interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika
partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik
dan medan magnet
dan foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki
kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat
intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan spin ditentukan dari
kesetangkupan gauge ini.
Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia,
mikroskopi resolusi tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton
dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih
dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peristiwa pelepasan elektron dari
logam oleh radiasi disebut efek fotolistrik, diamati pertama
kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-elektron.
Hamburan
Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah penyinaran
terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan
suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikan kepadamateri tersebut,
sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan.
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
3.2. Saran
Ketiga materi tersebut harus lebih dipahami sehingga pemahamannya dapat diperoleh
dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser,
Arthur. 1987. Concepts of Modern Physics.
Jakarta: Erlangga.
http://fisikaasikdotcom.wordpress.com/2012/03/16/efek-fotolistrik/
Di akses tanggal 10 Maret 2013
http://id.scribd.com/doc/124621696/hamburan-kompton
Di akses tanggal 10 Maret 2013
Comments
Post a Comment